Alasan TCP/IP digunakan dibanding OSI Layer

Daftar Isi

OSI LAYER VS TCP IP

Model OSI (Open Systems Interconnection) memang terkenal di dunia teori jaringan komputer, tapi dalam praktik nyata, model TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) yang lebih banyak digunakan. Kenapa? Gue akan jelasin secara detail dengan analogi dan fakta, biar lo paham kenapa dunia lebih memilih TCP/IP dibanding OSI. Siap? Gas! 

1. Sejarah dan Lahirnya Kedua Model

OSI Model diciptakan oleh ISO (International Organization for Standardization) di tahun 1980-an sebagai blueprint untuk memahami bagaimana data dikirimkan dalam jaringan. Tujuannya adalah untuk menciptakan standar universal supaya semua sistem jaringan bisa saling komunikasi.

TCP/IP Model, di sisi lain, lahir lebih dulu di tahun 1970-an dari proyek DARPA (Departement of Defense) buat menghubungkan jaringan militer Amerika. Protokol ini dirancang untuk praktis, bukan sekadar teori.

Kenapa Ini Penting? OSI lahir sebagai teori, tapi TCP/IP langsung dirancang untuk kerja nyata. OSI baru berusaha diterapkan saat TCP/IP udah jalan duluan di dunia nyata. Ini bikin TCP/IP lebih unggul secara waktu dan popularitas.

2. Kompleksitas OSI Dibanding TCP/IP

OSI Layer (7 Lapisan)

1. Physical

2. Data Link

3. Network

4. Transport

5. Session

6. Presentation

7. Application

TCP/IP Model (4 Lapisan)

1. Network Interface

2. Internet

3. Transport

4. Application

Masalah dengan OSI

OSI terlalu banyak lapisan (7 lapisan), yang kadang bikin orang bingung membedakan fungsi, terutama di Session dan Presentation Layer. Banyak fungsi di kedua lapisan ini sering digabungkan atau bahkan diabaikan dalam dunia nyata.

TCP/IP jauh lebih sederhana dengan 4 lapisan, tapi tetap bisa meng-cover kebutuhan komunikasi jaringan.

Analoginya: Bayangin OSI kayak lo mau beli makanan di restoran dengan 7 tahap proses, mulai dari pesan, cek menu, bayar, ambil struk, antre, ambil makanan, sampai duduk. Sementara TCP/IP langsung bikin lo pesan, bayar, dan ambil makanan dalam satu kali jalan.

3. Implementasi Praktis OSI vs TCP/IP

OSI Model: Teoretis

OSI itu desain konseptual. Artinya, dia lebih berguna buat belajar atau memahami bagaimana jaringan harusnya bekerja.

Protokol dalam OSI kayak nggak pernah benar-benar jadi satu paket kerja nyata. Contohnya, di Presentation Layer ada protokol seperti ASCII, MPEG, atau JPEG, tapi protokol ini sering nggak langsung terlihat dalam komunikasi jaringan.

TCP/IP Model: Praktis

TCP/IP langsung fokus ke protokol nyata yang udah digunakan sehari-hari, seperti:

TCP/UDP: Ngurus pengiriman data.

IP: Ngurus routing.

HTTP/HTTPS, FTP, SMTP: Protokol di Application Layer.

Dunia nyata butuh solusi praktis yang langsung jalan, dan TCP/IP udah menyediakan itu.

Kesimpulan: OSI itu seperti blueprint arsitektur yang rapi, sementara TCP/IP adalah rumah yang langsung dibangun dan dipakai. 

4. Kepopuleran dan Adopsi TCP/IP

Karena TCP/IP udah lebih dulu digunakan di dunia nyata, banyak perangkat keras dan perangkat lunak dibangun berdasarkan model ini. Contohnya:

Internet sepenuhnya berjalan di atas TCP/IP.

Semua sistem operasi utama (Windows, Linux, macOS) menggunakan stack TCP/IP.

Router, switch, dan perangkat jaringan modern dirancang untuk mendukung protokol TCP/IP.

Kenapa OSI Kalah?

OSI datang telat. Saat OSI mau diperkenalkan, dunia udah keburu nyaman pakai TCP/IP.

Biaya implementasi OSI lebih mahal karena butuh protokol baru dan hardware/software khusus.

5. Performa dan Skalabilitas TCP/IP

TCP/IP: Dirancang buat Dunia Nyata

TCP/IP fleksibel dan scalable, bisa jalan di jaringan kecil kayak LAN sampai jaringan besar kayak internet global.

Protokol seperti TCP punya fitur handal kayak:

Pengendalian aliran data (flow control).

Pengiriman ulang data jika terjadi error (retransmission).

UDP memungkinkan pengiriman data cepat tanpa overhead besar, cocok buat aplikasi real-time kayak streaming atau gaming.

OSI: Terlalu Ideal

OSI dirancang untuk jadi model yang universal, tapi dalam praktik, dunia nyata butuh kecepatan, fleksibilitas, dan efisiensi.

Beberapa fungsi di OSI sering terasa redundant atau malah nggak digunakan, contohnya di Session Layer.

6. Dukungan Protokol

TCP/IP: Semua yang Lo Butuh Ada

Protokol-protokol TCP/IP udah jadi tulang punggung komunikasi internet:

Application Layer: HTTP, FTP, SMTP, DNS.

Transport Layer: TCP, UDP.

Internet Layer: IPv4, IPv6.

Network Interface Layer: Ethernet, Wi-Fi.

OSI: Protokol Terpecah

OSI nggak menyediakan satu set protokol siap pakai.

Protokol OSI kayak X.25 atau CLNP nggak banyak digunakan karena kalah bersaing dengan protokol TCP/IP.

Analoginya: TCP/IP itu kayak paket makanan komplit yang lo terima langsung. OSI cuma kasih lo resep, dan lo harus masak sendiri.

7. Fleksibilitas TCP/IP

TCP/IP itu modular. Lo bisa ngembangin protokol baru tanpa ganggu keseluruhan model. Contohnya:

IPv4 diganti IPv6 untuk mendukung lebih banyak alamat IP.

HTTP ditingkatkan ke HTTPS untuk keamanan lebih baik.

Di sisi lain, OSI kaku. Kalau mau menambah fitur baru, seringkali butuh perubahan di banyak lapisan, yang bikin implementasinya lambat.

8. Kesimpulan: Kenapa TCP/IP Unggul?

1. Sederhana: TCP/IP cuma punya 4 lapisan, mudah dipahami, dan langsung kerja.

2. Praktis: Protokolnya langsung diterapkan di jaringan nyata, nggak cuma teori.

3. Fleksibel: Bisa dikembangkan tanpa ribet.

4. Dukungan Luas: Semua perangkat dan sistem operasi modern mendukung TCP/IP.

5. Internet Jadi Bukti: Internet global sepenuhnya berjalan di atas TCP/IP.

Kenapa OSI Kalah?

OSI bagus untuk belajar dan memahami jaringan, tapi terlalu kompleks untuk diterapkan.

TCP/IP lebih dulu diadopsi secara luas, sehingga jadi standar de facto untuk jaringan.

Jadi, bro, OSI itu kayak teori ideal yang keren, tapi TCP/IP adalah solusi nyata yang langsung lo pake tiap hari buat browsing, streaming, download, atau main game. Dunia nggak butuh teori doang, dunia butuh sesuatu yang langsung bisa dipakai

Posting Komentar